Foto bersama usai pembukaan pertemuan evaluasi intervensi spesifik di Ruang Rapat Bappelitbangda
Seluruh peserta pertemuan saat menyanyikan Indonesia Raya
Wabup Beltim, Khairil Anwar saat memberikan sambutan dan membuka pertemuan evaluasi intervensi spesifik di Kabupaten Beltim
Peserta pertemuan evaluasi intenversi spesifik saat berdiskusi
Peserta pertemuan evaluasi intenversi spesifik saat berdiskusi
Wabup Beltim Ajak Perangkat Daerah Perkuat Intervensi Sensitif Stunting
03/Des/2025, 20:37 WIB • Atha
Manggar, Diskominfo SP Beltim - Wakil Bupati (Wabup) Belitung Timur (Beltim), Khairil Anwar mengajak Perangkat Daerah untuk fokus dan memperkuat intervensi sensitif stunting yang menyasar penyebab tidak langsung stunting. Menurutnya hal ini dalam rangka untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
“Penyebab tidak langsung stunting itu seperti rendahnya status sosial ekonomi, terbatasnya pendidikan orang tua, kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang layak, ketahanan pangan rumah tangga yang tidak memadai, serta kurangnya stimulasi psikososial bagi anak,” ungkap Khairil usai Pertemuan Evaluasi Intervensi Spesifik di Kabupaten Beltim di Ruang Rapat Bappelitbangda, Rabu (3/12/2025).
Menurutnya intervensi spesifik ini harus dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.
“Seperti penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak, peningkatan akses pangan bergizi, serta edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pola asuh dan gizi,” katanya.
Ia menuturkan pelaksanaan intervensi ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, tetapi membutuhkan keterlibatan berbagai sektor, mulai dari pendidikan, infrastruktur, pertanian, hingga pemberdayaan masyarakat.
“Kita ini belum fokus dalam menuntaskan masalah stunting ini dikarenakan kolaborasi yang belum terjalin secara maksimal. Sehingga kita harus mengadakan rapat koordinasi antara OPD,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Dianita Fitriani mengungkapkan bahwa pertemuan ini dalam rangka membahas bersama hasil capai intervensi spesifik terkait dengan penanganan stunting.
“Hari ini kita undang berbagai lintas sektor mulai dari tingkat kabupaten, Perangkat Daerah, kecamatan dan desa untuk melihat 11 indikator intervensi spesifik di kesehatan. 11 indikator ini mulai dari kesehatan ibu, Ibu hamil KEK, pemberian makan tambahan untuk balita, ibu hamil, kemudian pemberian tablet tambahan darah untuk remaja, hingga ke sanitasi,” ungkapnya.
Ia berharap akan ada pembangunan komitmen bersama seluruh pihak dalam penanganan hal tersebut.
“Ini merupakan titik poin dimana kita telah melihat maksud dan kondisi kita seperti ini, ternyata ada beberapa indikator atau problem yang harus ditangani bersama dengan serius dan fokus. Oleh karena itu, kedepannya kita berharap akan ada pembangun komitmen bersama serta pembagian peran urusan sesuai kapasitas masing-masing dalam penanganan hal tersebut,” tutupnya.